Metodologi Penelitian Dalam Consumer Behavior

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada kebutuhan untuk mengonsumsi berulang kali. Berbelanja, menonton televisi, mendengarkan musik, membaca buku, dan menjelajahi internet merupakan contoh konsumsi yang terlibat pada keseharian dan kehidupan manusia. Karena konsumsi selalu melekat pada kehidupan manusia, maka tanpa mempelajari bagaimana konsumsi mempengaruhi individu dan kelompok, kita tidak akan pernah dapat benar-benar mengatakan bahwa kita memahami manusia ataupun skala konsumsi. Perilaku mengonsumsi dapat dipelajari secara cermat oleh semua orang, terutama psikolog, pemasar, dan konsumen. Maka dari itu penting untuk mempelajari Psikologi Consumer Behavior (Boyd, 2010).

Psikologi konsumen merupakan bidang yang menggabungkan teori serta metode penelitian dari Psikologi, Pemasaran, Periklanan, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Beberapa bidang yang umum diteliti meliputi pengambilan keputusan, penilaian konsumen, persepsi dan perhatian, pemrosesan informasi, determinan motivasi dari perilaku konsumen, pembentukan dan perubahan sikap, serta pengaruh iklan terhadap tanggapan konsumen. Bidang area tersebut sering dikaitkan dengan cara pemasar, produsen, dan pengiklan yang dapat memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli merek atau produk tertentu (Boyd, 2010).

Melakukan studi ilmiah atau penelitian juga sangat berguna bagi konsumen, karena bisa digunakan untuk menjelaskan konsep yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata (Contohnya, menjelaskan bagaimana tampilan tempat pembelian tertentu memengaruhi mereka saat berbelanja di supermarket atau apakah mereka dipengaruhi oleh iklan televisi atau tidak) (Boyd, 2010). 

Dalam riset pemasaran apa pun, ada dua jenis metodologi penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Patricia, 2015).

Penelitian kuantitatif
Bersifat objektif dan berfokus pada pengumpulan angka serta fakta yang dapat dianalisis secara statistik. Penelitian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu survey (dinilai lebih fleksibel dalam penelitian kuantitatif) dan observasi. Penelitian ini juga dapat diberikan kepada responden dalam bentuk tertulis melalui surat, email, di perangkat seluler, atau melalui situs web. Mereka juga dapat diatur oleh pewawancara secara langsung (misalnya, di toko atau mal, atau melalui telepon) (Patricia, 2015).

Contoh: Ketika kita berjalan di suatu mall atau pusat perbelanjaan, ada seseorang papan klip ditangannya yang menghentikan kita dan menanyakan alasan kunjungan kita hati itu atau mungkin tentang kebiasaan berbelanja kita secara umum. Itu merupakan salah satu jenis survei yang biasanya digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif yang memungkinkan peneliti membuat data statistik tentang seberapa sering pembeli dari berbagai usia pergi ke mal, berapa banyak toko yang mereka kunjungi per perjalanan belanja, seberapa sering mereka melakukan pembelian, dan sebagainya. 

Survei bisa dilakukan dengan pertanyaan umum yang dapat dijawab dengan jawaban sederhana, seperti “Ya” dan “Tidak” lalu angka ataupun daftar pilihan ganda. Selain pertanyaan dengan respons sederhana, survei dapat mencakup pertanyaan yang memungkinkan konsumen mengungkapkan perasaan mereka tentang suatu produk atau layanan. Hal itu paling sering dilakukan dengan skala sikap, yaitu biasanya dengan skala Likert. Skala likert membuat konsumen untuk memilih respons dengan tingkat setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut, dengan angka biasanya mewakili tingkat yang berbeda (Patricia, 2015).

Contohnya: "Saya akan bersedia mengeluarkan uang dua kali lebih banyak untuk jaket jika memiliki label desainer" dan responden akan memilih tanggapan mulai dari 1 untuk "sangat tidak setuju" hingga 5 untuk "sangat setuju." (Patricia, 2015). 
Contoh: Ketika kita berjalan di suatu mall atau pusat perbelanjaan, ada seseorang papan klip ditangannya yang menghentikan kita dan menanyakan alasan kunjungan kita hati itu atau mungkin tentang kebiasaan berbelanja kita secara umum. Itu merupakan salah satu jenis survei yang biasanya digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif yang memungkinkan peneliti membuat data statistik tentang seberapa sering pembeli dari berbagai usia pergi ke mal, berapa banyak toko yang mereka kunjungi per perjalanan belanja, seberapa sering mereka melakukan pembelian, dan sebagainya.

Penelitian Kualitatif 
Penelitian ini bersifat subjektif dan berfokus pada perasaan dan opini orang tentang suatu produk atau layanan. Penelitian kualitatif juga melibatkan pertanyaan terbuka yang dirancang untuk mendorong responden/individu untuk mengekspresikan pemikiran dan pendapat mereka secara rinci. Dua bentuk penelitian kualitatif yang paling umum adalah kelompok fokus dan wawancara mendalam.

Fokus grup yang ada di dalam kualitatif dilakukan dengan pertemuan sekelompok kecil yang terdiri dari 8 hingga 12 konsumen, dipimpin oleh seorang moderator, berdiskusi dan menawarkan opini tentang suatu produk, layanan, atau topik terkait pemasaran lainnya.  Moderator memiliki agenda khusus dan memandu diskusi untuk mencapai tujuan studi, tetapi juga mendorong peserta untuk merespon.

Menganalisis dan Melaporkan data 
Penelitian Kualitatif. 
Setelah data untuk proyek penelitian telah dikumpulkan dan dipandu, maka informasi diatur, diolah, dan dianalisis untuk menentukan hasil. Tanggapan untuk setiap pertanyaan penelitian kuantitatif ditabulasi, biasanya melalui program komputer dan angka dapat dikategorikan sesuai dengan tujuan studi. Biasanya orang yang melakukan penelitian mereview dan menganalisis hasil mereka sendiri dan setelah penelitian dianalisis, peneliti membuat laporan yang seringkali dimulai dengan ringkasan eksekutif singkat dari temuan dan kemudian memberikan rincian lengkap hasil, bisa dengan bagan ataupun grafik. Laporan itu juga menjelaskan metodologi yang digunakan, bersama dengan salinannya dari setiap kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Hal yang paling penting, laporan penelitian menyarankan rencana tindakan berdasarkan temuan. Saran untuk pemasar mungkin terdiri dari rekomendasi luas atau taktik pemasaran khusus yang menurut penelitian mungkin berhasil.

Sumber:
Boyd, C. V. J. B. (2010). Consumer psychology. Two Penn Plaza, New York, USA: McGraw-Hill.

Patricia, M. R., Stefani, B., Richard, P., & Penny, G. (2015). The Why Of The Buy (2th ed). NewYork: FAIRCHILDBOOKS, BLOOMSBURY.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Consumer Behavior New Normal In Covid

KEPUTUSAN CONSUMER BEHAVIOR DALAM MEMBELI

Individual Consumer