Consumer Behavior New Normal In Covid


Semenjak pandemi Covid-19, kehidupan manusia mengalami banyak perubahan di berbagai aspek, seperti harus menerapkan protokol kesehatan dan social distancing. Selain itu pandemi covid-19 juga memberikan dampak yang besar pada berbagai bidang, salah satunya adalah industri perekonomian.

Karena perubahan yang terjadi dan dampak yang diterima sangat mempengaruhi kehidupan manusia, maka manusia harus mulai beradaptasi dengan menjalankan protokol kesehatan, social distancing, dan melakukan kegiatan pekerjaan atau belajar melalui online (Jarak Jauh).

Dalam sebuah artikel tentang "Consumer Behavior New Normal In Covid-19" terdapat empat mega shift, yaitu perubahan atau pergeseran besar yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Empat Mega Shifts

1. MegaShift Satu, Stay and Home LifeStyle
Gaya hidup baru tinggal di rumah dengan aktivitas Working-Living-Playing, karena 
adanya social distancing. Beberapa contoh dadi megashift satu adalah

- The Fall of Mobility, The Rise of Stay @ Home. 
: Mobilitas saat ini banyak yang terhentikan dan mengharuskan masyarakat untuk berdiam atau melakukan aktivitasnya dirumah. 

- Food Delivery: From “Indulgence” to “Utility”.
: Pada awalnya manusia hanya membeli menggunakan food delivery dalam rangka mencoba sesuatu yang baru, kesenangan saat bersama, makan bersama, dan lainnya. Namun situasi saat ini membawa perubahan menjadi pembelian ke arah utility (pembelian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).

- Online-Shopping Widening+Deepening: From Wants to Needs.
: Konsumer yang awalnya membeli berdasarkan apa yang mereka inginkan (wants), kini berubah menjadi apa yang mereka butuhkan (needs).

2. MegaShift Dua, Bottom Of The Pyramid
Mengacu pada piramida Maslow, yaitu konsumen mulai bergeser kebutuhannya dari puncak piramida ke dasar piramida (dari aktualisasi diri dan esteem menjadi makan, kesehatan, dan keamanan secara jiwa dan raga).

-  Constantly-Fear Customer: The Rise of Social Distrust
: Covid-19 bisa menjadi awalan dari social distrust, yaitu manusia cenderung konformis dan kurang bisa menghargai perbedaan. Ditambah lagi dengan kondisi perekonomian yang penuh ketidakpastian dan risiko, dalam hal mengkonsumsi orang akan lebih berhati-hati dalam spending dan melakukan penghematan. Less spending means low economic growth.

3. MegaShift Tiga, Go Virtual
Konsumen mulai menghindari kontak fisik secara langsung dengan manusia, karena itu mereka mulai beralih menggunakan media virtual atau digital.

- Flexible Working Hours: From “9-to-5” to “3-to-2”
: Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan sebagian karyawan untuk Work From Home (WFH). Saat ini orientasi perusahaan tidak lagi melihat pada proses namun pada hasil, sehingga a karyawan memilki jam kerja yang fleksibel.

- The Birth of Zoom Generation
: Generasi Zoom muncul ditengah situasi pandemi covid-19. Saat social distancing sudah menjadi suatu hal yang normal, maka aplikasi komunikasi zoom menjadi kebutuhan pokok/sehari-hari seperti google.

- Online+Home-schooling
: Saat ini pembelajaran dilakukan secara online menggunakan media digital dan online+home-schooling dapat mengubah secara mendasar wajah dunia pendidikan ke depan.

4. MegaShift, Emphatic Society
Situasi pandemi covid-19 yang menyebabkan banyak korban melahirkan masyarakat yang lebih memiliki empati, welas asih, dan sarat solidaritas sosial.

- The Rise of Empathy and Solidarity
: Pandemi Covid-19 telah merenggut banyak korban dan menjadi krisis yang sangat besar bagi seluruh masyarakat. Hal itu membuat banyak masyarakat melakukan gerakan peduli terhadap para korban covid-19. Akibatnya, para masyarakat menjadi lebih berempati dan memiliki rasa solidaritas.

- More Suffering, More Religious
: Saat berada di situasi pandemi saat ini, manusia menjadi lebih bersandar dan juga berharap kepada Tuhan. Terutama masyarakat Indonesia yang religius. 

Analisis

Manusia memiliki insting untuk bertahan hidup dan kebutuhan (needs) yang harus dipenuhi. Berdasarkan teori piramida Maslow, manusia memiliki needs yang disusun di dalam piramida. Needs tersebut disusun dari yang paling bawah (kebutuhan mendasar) hingga yang paling atas (kebutuhan yang akhir atau tertinggi). (Lake, 2009).

Di situasi pandemi covid-19 ini, membuat manusia berusaha untuk bertahan hidup dengan beradaptasi pada situasi saat ini. Untuk bertahan di situasi pandeki saat ini, manusia secara otomatis merubah kebiasaan berbelanja mereka dalam pemenuhan kebutuhan. Dari yang berbelanja berdasarkan keinginan sendiri menjadi berbelanja berdasarkan kebutuhan prioritas untuk bertahan hidup (kebutuhan dasar, untuk makan, minum, perlengakapan kesehatan, dan tidur). 

Kita juga telah mempelajari bahwa sebagai konsumen, manusia melakukan pembelian yang didasarkan oleh faktor internal dan juga eksternal. Secara Internal perubahan yang terjadi karena faktor dari dalam diri konsumen, yaitu gaya hidup yang berubah dari bebas membeli apa yang diinginkan, berjalan-jalan, dan lainnya, kini menjadi gaya hidup yang menjalankan social distancing, menerapkan protokol kesehatan, dan berbelanja atas dasar kebutuhan yang menjadi prioritas.

Meskipun terjadi perubahan konsumen dalam membeli, namun konsumen menjadi semakin teliti di dalam berbelanja. Berikut terdapat beberapa prosesnys (Lake, 2009).

1. Konsumen menjadi sadar akan kebutuhannya, yang dapat dipicu secara internal atau eksternal. (Pada tahap pertama ini, para konsumen menyadari kebutuhannya yang terutama dan prioritas).

2. Setelah kebutuhan teridentifikasi, konsumen mulai mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (Pada tahap ini konsumen menjadi berhati-hati dan mencari informasi dalam berbelanja produk, apapun itu).

3. Konsumen mengevaluasi alternatif atau pilihan, yaitu konsumen mengambil informasi yang dikumpulkan dari langka kedua untuk membuat keputusan (setelah melihat dan mengevaluasi apa yang ingin dibekinya, maka konsumen mulai berpikir untuk melakukan langkah selanjutnya).

4. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan proses informasi pada Langkah nomor 3  dan dalam langkah ini, konsumen menentukan tempat untuk membeli serta bagaimana membeli serta kapan dia harus membeli. (Pada tahap ini, jika konsumen yakin atas informasi yang didapat, maka konsumen membelinya dengan memikirkan bagaimana dirinya harus membeli serta apa saja yang harus dikakukan, dan mempertinbangkan banyak aspek. 

5.Konsumen mengevaluasi pembelian.
Langkah ini berfokus pada bagaimana respon psikologis terkait pembelian, namun pada langkah ini seringkali muncul penyesalan. (Pada tahap ini, konsumen akan memberikan evalusi terhadap apa yang dibelinya


Kesimpulan

Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini telah membawa perubahan yang besar di dalam perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut mempengaruhi bisnis dan juga para konsumen yang mengharuskan mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Oleh karena itu, konsumen yang menyesuaikan dirinya dengan cara mengubah kebiasaan berbelanjanya (dari want menjadi needs, dari untuk kesenangan menjadi needs, dan berbagai keputusan untuk membeli).

Para bisnis pun juga menyesuaikan diri dengan cara, menerapkan belanja secara online dan memberikan layanan pengantaran barang yang aman tanpa kontak langsung dengan konsumen. Para pembisnis juga harus tetap menarik konsumen dengan memberikan kenyamanan berbelanja ditengah situasi pandemi saat ini. Terutama ditengah situasi saat ini, banyak peluang baru yang bisa digunakan untuk membuat bisnis yang berhubungan dengan online

Saran

Berdasarkan apa yang kita telah baca dan analisis, dapat dilihat bahwa banyak perubahan yang dapat menjadi peluang di masa mendatang bagi para pengusaha. Karena itu sebaiknya para pengusaha mulai menyesuaikan diri dengan situasi yang ada dan mulai menyesuaikan diri dengan para konsumen yang telah berubah.

Sumber

Lake, A. L. (2009). Consumer Behavior for Dummies. Canada: Wiley Publishing, Inc

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPUTUSAN CONSUMER BEHAVIOR DALAM MEMBELI

Individual Consumer